Pages




PANDUAN DOWNLOAD

PANDUAN >> KLIK PILIHAN ANDA KEMUDIAN TUNGGU IKLAN 6 DETIK DAN KLIK SKIP

Selasa, 29 Oktober 2013

STROKE INFARK e.c FIBRINOGEN

STROKE INFARK e.c FIBRINOGEN

PENDAHULUAN
Penelitian epidemiologi menunjukkan bahwa kadar fibrinogen plasma yang tinggi merupakan faktor risiko utama dari penyakit kardiovaskuler (penyakit jantung koroner, stroke, dan penyakit pembuluh darah tepi. Kadar fibrinogen ditentukan oleh, faktor genetik dan lingkungan (seperti merokok, obesitas, diabetes melitus, menopause, infeksi , dan lain-lain). Kadar fibrinogen juga dapat dipakai untuk meramalkan kejadian risiko penyakit kardiovaskuler; terutama bagi populasi yang tergolong resiko tinggi (kadar. fibrinogen plasma > 3 gll). Paling sedikit ada empat mekanisme bagaimana fibrtinogen berperan dalam patogenesis penyakit kardiovaskuler yaitu: aterogenesis, agregasi trombosit dan pembentukan trombus, pembentukan trombus fibrin. dan peningkatan viskositas plasma dalam darah. Penurunan kadar fibrinogen dapat dicapai dengan memperbaiki pola hidup (seperti tidak merokok, latihan. pengendalian gula darah yang baik bagi penderita diabetes), dan bila perlu dapat diberikan obat golongan fibrat.
DEFINISI
Stroke adalah gangguan fungsi otak baik lokal maupun menyeluruh, karena pasokan darah ke otak terganggu, yang terjadi secara cepat dan berlangsung lebih dari 24 jam, atau berakhir dengan kematian. Stroke dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu : stroke iskemik dan stroke hemoragik.
Pada stroke iskemik, suplai darah ke bagian otak terganggu akibat aterosklerosis atau bekuan darah yang menyumbat pembuluh darah. Sedangkan pada stroke hemoragik, pembuluh darah pecah sehingga menghambat aliran darah normal dan menyebabkan darah merembes pada area otak dan menimbulkan kerusakan.
Stroke iskemik merupakan salah satu penyakit dengan angka kematian yang tinggi, namun penyakit. ini dalam perjalanannya menunjukkan penurunan angka kematian dari 88,8 per 100.000 populasi (tahun 1950) menjadi 26,4 per 100.000 (tahun 1996). Angka kematian tersebut berbeda antara populasi kulit hitam dan kulit putih. Angka kematian pada pria kulit hitam adalah 50,9 per 100.000 populasi dan 39,2 per 100.000 wanita kulit hitam. Sedangkan angka kematian pada pria kulit putih adalah 26,3 per 100.000 dan 22,9 per 100.000 pada wanita kulit putih. Alasan yang tepat mengenai perbedaan ini tidak diketahui dengan pasti, tetapi diperkirakan bahwa faktor genetik, geografi dan budaya ikut berpengaruh. Stroke iskemik dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:
(i)                 Penyakit aterosklerosis pada arteri yang besar, misalnya: carotid arteries atau vertebrobasilar arteries (60%)
(ii)               Gangguan pada penetrasi arteri yang berperan dalam oksigenasi dan pemberian nutrisi pada Susunan Saraf Pusat (20%)
(iii)             Penyakit yang terkait dengan kelainan jantung, seperti: atrial fibrillation (15%); dan kasus yang tidak umum, seperti infeksi atau inflamasi pada arteri (5%).
PATOFISIOLOGI STROKE INFARK
Description: http://ifan050285.files.wordpress.com/2010/03/stroke-11.jpg?w=177&h=207
Gambar 1 : Stroke Infark
Infark serebri diawali dengan terjadinya penurunan Cerebral Blood Flow (CBF) yang menyebabkan suplai oksigen ke otak akan berkurang. Derajat dan durasi penurunan Cerebral Blood Flow (CBF) kemungkinan berhubungan dengan jejas yang terjadi. Jika suplai darah ke otak terganggu selama 30 detik, maka metabolisme di otak akan berubah. Setelah satu menit terganggu, fungsi neuron akan berhenti. Bila 5 menit terganggu dapat terjadi infark. Bagaimanapun, jika oksigenasi ke otak dapat diperbaiki dengan cepat, kerusakan kemungkinan bersifat reversibel.
Dalam keadaan iskemik, kadar kalium akan meningkat disertai penurunan ATP dan kreatin fosfat. Akan tetapi, perubahan masih bersifat reversibel apabila sirkulasi dapat kembali normal. Ion kalium yang meninggi di ruang ekstraseluler akan menyebabkan pembengkakan sel astroglia, sehingga mengganggu transport oksigen dan bahan makanan ke otak.  Sel yang mengalami iskemia akan melepaskan glutamat dan aspartat yang akan menyebabkan influx natrium dan kalsium ke dalam sel.
Kalsium yang tinggi di intraseluler akan menghancurkan membran fosfolipid sehingga terjadi asam lemak bebas, antara lain asam arakhidonat. Asam arakhidonat merupakan prekursor dari prostasiklin dan tromboksan A2. Prostasiklin merupakan vasodilator yang kuat dan mencegah agregasi trombosit, sedangkan tromboksan A2 merangsang terjadinya agregasi trombosit. Pada keadaan normal, prostasiklin dan tromboksan A2 berada dalam keseimbangan sehingga agregasi trombosit tidak terjadi. Bila keseimbangan ini terganggu, akan terjadi agregasi trombosit. Prostaglandin, leukotrien, dan radikal bebas terakumulasi. Protein dan enzim intraseluler terdenaturasi, setelah itu sel membengkak (edema seluler).
Akumulasi asam laktat pada jaringan otak berperan dalam perluasan kerusakan sel. Akumulasi asam laktat yang dapat menimbulkan neurotoksik terjadi apabila kadar glukosa darah otak tinggi sehingga terjadi peningkatan glikolisis dalam keadaan iskemia.
Description: http://ifan050285.files.wordpress.com/2010/03/stroke-24.jpg?w=233&h=228
Gambar 2 : Patofisiologi stroke
FIBRINOGEN
Fibrinogen merupakan molekul protein yang penting untuk tubuh manusia. Ia memiliki fungsi untuk pembekuan darah. Harga fibrinogen darah dalam tubuh normalnya antara 200-400 mg/dl. Fibrinogen berlebihan bisa memengaruhi aliran darah sehingga kemampuan penyediaan oksigen dalam darah bisa menurun. Darah akan menjadi kental dan alirannya menjadi lambat. Fibrinogen, jika menyatu dengan trombosit, bisa mencetuskan formasi bekuan darah pada pembuluh darah arteri. Selanjutnya, ia bisa berubah menjadi fibrin dan hasil akhirnya terjadi pembekuan darah. Fibrinogen bersamaan dengan kolesterol LDL bisa pula membentuk endapan aterosklerosis yang akhirnya menyumbat pembuluh darah arteri. Misalnya, pada pembuluh darah koroner jantung.
Stroke juga dimungkinkan terjadi terkait bekuan darah arteri otak yang diakibatkan penurunan aliran darah ke otak. Atas dasar berbagai hal di atas, sangat penting menurunkan kadar fibrinogen supaya risiko bekuan darah yang tidak normal pada pembuluh darah arteri berkurang. Fibrinogen yang berlebihan dalam jangka panjang bisa bertindak sebagai bahan aktif untuk terbentuknya pengapuran pembuluh darah. Atau, lebih dikenal dengan istilah aterosklerosis. Jika itu terjadi pada pembuluh darah jantung, akan timbul penyakit jantung koroner. Jika terjadi pada pembuluh darah otak, hal itu bisa menyebabkan stroke. Meski begitu, fibrinogen bukan satu-satunya penyebab stroke dan serangan jantung. Banyak pula faktor pencetus lain seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dyslipidemia, rokok, obesitas, dan umur yang lanjut. Tingginya fibrinogen dalam tubuh bisa juga disebabkan kebiasaan merokok.
Udara yang dingin juga terkait dengan peningkatan fibrinogen darah. Itu dibuktikan dari data penelitian di negara dengan empat musim. Angka kejadian serangan jantung dan stroke meningkat pada musim dingin dibandingkan saat musim panas. Faktor keturunan yang dibawa kelainan genetik juga merupakan salah satu penyebab peningkatan fibrinogen. Beberapa obat-obatan yang bisa menurunkan fibrinogen secara langsung ataupun tidak langsung, antara lain, aspirin, green tea, ginkgo, vitamin E, vitamin A, beta carotene, olive oil, fish oil, asam folat, vitamin B6, vitamin C, dan obat penurun lemak golongan fibrat. Cara lain secara nonfarmakologis untuk menurunkan fibrinogen adalah stop rokok, menghindari obesitas, menurunkan kolesterol LDL, dan menghindari paparan udara dingin.
Fibrinogen sebagai faktor resiko penyakit kardiovaskuler
Laporan-laporan tentang fibrinogen berkaitan dengan penyakit kardiovaskuler (PKV) pertama kali ditulis pada tahun 1950an. Dan sampai dekade terakhir ini dapat dibukti kan bahwa fibrinogen merupakan faktor risiko mayor dari PKV. Dan yang paling penting, bahwa kadar fibrinogen mempunyai kekualan ramal yang tinggi untuk terjadinya aterotrombus. Dan selanjutnya dari
penelitian meta-analisis ditemukan bahwa populasi dengan kadar fibrinogen tertinggi mempunyai risiko relatif untuk kejadian PKV sebesar 2.3 dibandingkan dengan kadar fibrinogen terendah. Hubungan antara kadar fibrinogen dan meningkatnya risiko kejadian PKV tampaknya sinergis dengan risiko peningkatan kadar kolesterol dan tekanan darah.
Paling sedikit ada empat mekanisme bagaimana kadar fibrinogen plasma yang tinggi dapat memicu terjadinya PKV, yaitu :
  1. Aterogenesis
  2. Agregasi trombosit dan pembentukan trombus
  3. Pembentukan trombus fibrin
  4. Peningkatan viskositas plasma dan darah
INFARK ATHEROTROMBOTIK Kebanyakan penyakit cerebrovaskular dapat dikaitkan dengan atherosklerosis dan hipertensi kronis. Keduanya saling mempengaruhi. Atherosklerosis akan mengurangi kelenturan arteri besar, dan stenosis atherosklerotik yang terjadi pada arteri ginjal, keduanya dapat mengakibatkan tekanan darah yang meningkat. Sedangkan hipertensi akan ”mendorong” atherosklerosis ke dinding arteri cabang kecil.
Arterioklerosis adalah sekelompok penyakit yang ditandai dengan adanya penebalan dan hilangnya elastisitas arteri. Secara patologi anatomi, terdapat 3 jenis arterioklerosis, yaitu:
1. Arterioklerosis, ditandai dengan pembentukan ateroma (palque di intima
yang terdiri dari lemak dan jaringan ikat.
2. Monckeberg’s medial calfic sclerosis, yang ditandai dengan kalsifikasi
tunika media, dan
3. Arterioklerosis, ditandai dengan adanya proliferasi atau penebalan dinding arteri kecil dan arteriol. Karena aterosklerosis merupakan bentukarterioklerosis yang paling sering dijumpai dan paling penting, istilah arterioklerosis dan aterosklerosis sering digunakan secara bergantian untuk menggambarkan kelainan yang sama.
Proses atheromatous pada arteri otak identik dengan yang terjadi pada aorta, arteri koroner, dan arteri besar lainnya. Proses ini terjadi dengan progresif, berkembang tanpa gejala dalam waktu puluhan tahun, dan dapat dipercepat oleh hipertensi, hiperlipidemia, dan diabetes. Profil lipoprotein darah dengan kadar HDL (High Density Lipoprotein) kolesterol yang rendah dan LDL (Low Density Lipoprotein) kolesterol yang tinggi juga mempercepat proses terjadinya plak atheromatous. Faktor resiko lainnya adalah merokok, yang akan menurunkan kadar HDL kolesterol darah dan aliran darah otak.
Terdapat kecenderungan plak atheromatous untuk terbentuk pada percabangan dan cekungan arteri otak. Tempat yang paling sering adalah:
• A. carotis interna, pada pangkalnya yang berasal dari a. carotis communis.
• A. vertebralis pars cervicalis dan pada peralihannya yang membentuk a. Basiler
• Pada batang maupun percabangan utama a. cerebri medial
• Pada a. cerebri posterior yang memutar di otak tengah
• A. cerebri anterior di lengkungan yang memutari corpus callosum
Description: http://ifan050285.files.wordpress.com/2010/03/stroke-31.jpg?w=192&h=161
Gambar 3 : Infark Aterotrombotik

Dunia Keperawatan dalam Sejarah Islam

Dunia Keperawatan dalam Sejarah Islam

Description: E-mailDescription: CetakDescription: PDF
Kegiatan pelayanan keperawatan berkualiatas telah dimulai sejak seorang perawat muslim pertama yaitu Siti Rufaidah pada jaman Nabi Muhammad S.A.W, yang selalu berusaha memberikan pelayanan terbaiknya bagi yang membutuhkan tanpa membedakan apakah kliennya kaya atau miskin. Ada pula yang mengenal sebagai Rufaidah binti Sa’ad/Rufaidah Al-Asalmiya dimana dalam beberapa catatan publikasi menyebutkan Rufaidah Al-Asalmiya, yang memulai praktek keperawatan dimasa Nabi Muhammad SAW adalah perawat pertama muslim. Sementara sejarah perawat di Eropa dan Amerika mengenal Florence Nightingale sebagai pelopor keperawatan modern, Negara di timur tengah memberikan status ini kepada Rufaidah, seorang perawat muslim. Talenta perjuangan dan kepahlawanan Rufaidah secara verbal diteruskan turun temurun dari generasi ke generasi di perawat Islam khususnya di Arab Saudi dan diteruskan ke generasi modern perawat di Saudi dan Timur Tengah.

Selama ini pula perawat Indonesia khususnya lebih mengenal Florence Nightingale sebagai tokoh keperawatan, yang mungkin saja lebih dikarenakan konsep keperawatan modern yang mengadopsi litelature barat. Florence Nightingale adalah pelopor perawat modern. Ia dikenali dengan nama The Lady With The Lamp dalam bahasa Inggris yang berarti “Sang Wanita dengan Lampu”. Nama depannya, Florence merujuk kepada kota kelahirannya, Firenze dalam bahasa Italia atau Florence dalam bahasa Inggris.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhz2xlvZ4NdtgLCoBLqdME-cy0s0y_7Dlt06IuxWKvvumlu9obqYkAlkB3qVcrJ99y7g6LHAfyEGh9W5lZ2JsycTnEzZor4fpXSdHBrRXfCqXsyIxEN0zwl6yMpSrMZdAd6e_MS0AvpUocx/s1600/world-war-i.jpg
Florence dilahirkan dalam keluarga berada dan tumbuh sebagai wanita yang menawan dan periang yang mempunyai masa depan yang cerah. Bagaimanapun penderitaan yang dilihatnya semasa peperangan di semenanjung Krim di Rusia tahun 1858, menyebabkan hati Florence Nightingale tersentuh melihat penderitaan tentara yang luka dan dibiarkan saja dalam rumah sakit yang kotor. Florence Nightingale dikenal sebagai perawat dan teoris pertama yang memiliki body of knowledge keperawatan. Nigtingale menekankan fokus intervensi keperawatan adalah membuat lingkungan yang kondusif bagi manusia untuk hidup sehat. Sebagian besar dari pemikiran Nightingale masih relevan dengan pendidikan keperawatan di Indonesia pada masa sekarang maupun yang akan datang.

1.       Mengenal Rufaidah binti Sa’ad (Ruafaidah Al-Asalmiya)
Prof. Dr. Omar Hasan Kasule, Sr, 1998 dalam studi Paper Presented at the 3rd International Nursing Conference “Empowerment and Health: An Agenda for Nurses in the 21st Century” yang diselenggarakan di Brunei Darussalam 1-4 Nopember 1998, menggambarkan Rufaidah adalah perawat profesional pertama dimasa sejarah islam. Beliau hidup di masa Nabi Muhammad SAW di abad pertama Hijriah/abad ke-8 Sesudah Masehi, dan diilustrasikan sebagai perawat teladan, baik dan bersifat empati. Rufaidah adalah seorang pemimpin, organisatoris, mampu memobilisasi dan memotivasi orang lain. Dan digambarkan pula memiliki pengalaman klinik yang dapat ditularkan kepada perawat lain, yang dilatih dan bekerja dengannya. Dia tidak hanya melaksanakan peran perawat dalam aspek klinikal semata, namun juga melaksanakan peran komunitas dan memecahkan masalah sosial yang dapat mengakibatkan timbulnya berbagai macam penyakit. Rufaidah adalah public health nurse dan social worker, yang menjadi inspirasi bagi profesi perawat di dunia Islam.

Rufaidah binti Sa’ad memiliki nama lengkap Rufaidah binti Sa’ad Al Bani Aslam Al Khazraj, yang tinggal di Madinah, dia lahir di Yathrib dan termasuk kaum Ansar (golongan yang pertama kali menganut Islam di Madinah). Ayahnya seorang dokter, dan dia mempelajari ilmu keperawatan saat bekerja membantu ayahnya. Dan saat kota Madinah berkembang, Rufaidah mengabdikan diri merawat kaum muslim yang sakit, dan membangun tenda di luar Masjid Nabawi saat damai. Dan saat perang Badr, Uhud, Khandaq dan Perang Khaibar dia menjadi sukarelawan dan merawat korban yang terluka akibat perang. Dan mendirikan Rumah sakit lapangan sehingga terkenal saat perang dan Nabi Muhammad SAW sendiri memerintahkan korban yang terluka dirawat olehnya. Pernah digambarkan saat perang Ghazwat al Khandaq, Sa’ad bin Ma’adh yang terluka dan tertancap panah di tangannya, dirawat oleh Rufaidah hingga stabil/homeostatis.

Description: http://planetmuslim.co.cc/wp-content/uploads/2011/03/perang-uhud.jpg
Rufaidah melatih pula beberapa kelompok wanita untuk menjadi perawat, dan dalam perang Khaibar mereka meminta ijin Nabi Muhammad SAW, untuk ikut di garis belakang pertempuran untuk merawat mereka yang terluka, dan Nabi mengijinkannya. Tugas ini digambarkan mulia untuk Rufaidah, dan merupakan pengakuan awal untuk pekerjaaannya di bidang keperawatan dan medis.

Konstribusi Rufaidah tidak hanya merawat mereka yang terluka akibat perang. Namun juga terlibat dalam aktifitas sosial di komuniti. Dia memberikan perhatian kepada setiap muslim, miskin, anak yatim, atau penderita cacat mental. Dia merawat anak yatim dan memberikan bekal pendidikan. Rufaidah digambarkan memiliki kepribadian yang luhur dan empati sehingga memberikan pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasiennya dengan baik pula. Sentuhan sisi kemanusiaan adalah hal yang penting bagi perawat, sehingga perkembangan sisi tehnologi dan sisi kemanusiaan (human touch) mesti seimbang. Rufaidah juga digambarkan sebagai pemimpin dan pencetus Sekolah Keperawatan pertama di dunia Islam, meskipun lokasinya tidak dapat dilaporkan, dia juga merupakan penyokong advokasi pencegahan penyakit (preventif care) dan menyebarkan pentingnya penyuluhan kesehatan (health education).


Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-Y9LM_0AI6pWVAFkaOaU1Nuc4yYIzH5VJvVJxjggkW5pgNN_biQ8xCLvqaFHQa8C1SizOrLcZQpYS1OvhGT9JKelEYpDhv1EPoX5K_BzttiUKaaCoGBjkyJLL_p2R7ojp4FC7O57sf0s/s1600/index.jpgSejarah islam juga mencatat beberapa nama yang bekerja bersama Rufaidah seperti : Ummu Ammara, Aminah, Ummu Ayman, Safiyat, Ummu Sulaiman, dan Hindun. Beberapa wanita muslim yang terkenal sebagai perawat adalah : Ku’ayibat, Aminah binti Abi Qays Al Ghifari, Ummu Atiyah Al Ansariyat dan Nusaibat binti Ka’ab Al Maziniyat 6). Litelatur lain menyebutkan beberapa nama yang terkenal menjadi perawat saat masa Nabi Muhammad SAW saat perang dan damai adalah : Rufaidah binti Sa’ad Al Aslamiyyat, Aminah binti Qays al Ghifariyat, Ummu Atiyah Al Anasaiyat, Nusaibat binti Ka’ab Al Amziniyat, Zainab dari kaum Bani Awad yang ahli dalam penyakit dan bedah mata.

Ummu Ammara juga dikenal juga sebagai Nusaibat binti Ka’ab bin Maziniyat, dia adalah ibu dari Abdullah dan Habi, anak dari Bani Zayd bin Asim. Nusaibat dibantu suami dan anaknya dalam bidang keperawatan. Dia berpartisipasi dalam Perjanjian Aqabat dan perjanjian Ridhwan, dan andil dalam perang Uhud dan perang melawan musailamah di Yamamah bersama anak dan suaminya. Dia terluka 12 kali, tangannya terputus dan dia meninggal dengan luka-lukanya. Dia terlibat dalam perang Uhud, merawat korban yang luka dan mensuplai air dan juga digambarkan berperang menggunakan pedang membela Nabi.

2.       Masa Sejarah Perkembangan Islam dalam Keperawatan
Masa sejarah perkembangan islam dalam keperawatan, tidak dapat dipisahkan dalam konteks perkembangan keperawatan di Arab Saudi khususnya, dan negara-negara di timur tengah umumnya. Berikut ini akan lebih dijelaskan tentang sejarah perkembangan keperawatan di masa Islam dan di Arab Saudi khususnya.

a.       Masa penyebaran Islam/ The Islamic Period (570 – 632 M)
Dokumen tentang keperawatan sebelum-islam (pre-islamic period) sebelum 570 M sangat sedikit ditemukan. Perkembangan keperawatan di masa ini, sejalan dengan perang kaum muslimin/jihad (holy wars), memberikan gambaran tentang keperawatan dimasa ini. Sistem kedokteran masa lalu yang lebih menjelaskan pengobatan dilakukan oleh dokter ke rumah pasien dengan memberikan resep, lebih dominan. Hanya sedikit sekali lilature tentang perawat, namun dalam periode ini dikenal seorang perawat yang bersama Nabi Muhammad SAW telah melakukan peran keperawatan yaitu Rufaidah binti Sa’ad/Rufaidah Al-Asamiya.

b.      Masa Setelah Nabi/Post –Prophetic Era (632 – 1000 M).
Sejarah tentang keperawatan setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW jarang sekali. Dokumen yang ada lebih didominasi oleh kedokteran dimasa itu. Dr Al-Razi yang digambarkan sebagai seorang pendidik, dan menjadi pedoman yang juga menyediakan pelayanan keperawatan. Dia menulis dua karangan tentang “The Reason Why Some Persons and the Common People Leave a Physician Even if He Is Clever” dan “A Clever Physician Does Not Have the Power to Heal All Diseases, for That is Not Within the Realm of Possibility.” Di masa ini ada perawat diberi nama “Al Asiyah” dari kata Aasa yang berarti mengobati luka, dengan tugas utama memberikan makanan, memberikan obat, dan rehidrasi.

c.       Masa Late to Middle Ages (1000 – 1500 M)
Dimasa ini negara-negara Arab membangun RS dengan baik, dan mengenalkan perawatan orang sakit. Ada gambaran unik di RS yang tersebar dalam peradaban Islam dan banyak dianut RS modern saat ini hingga sekarang, yaitu pemisahan anatar ruang pasien laki-laki dan wanita, serta perawat wanita merawat pasien wanita dan perawat laki-laki, hanya merawat pasien laki-laki.

d.      Masa Modern (1500 – sekarang) Early Leaders in Nursing’s Development
Masa ini ditandai dengan banyaknya ekspatriat asing (perawat asing dari Eropa, Amerika dan Australia, India, Philipina) yang masuk dan bekerja di RS di negara-negara Timur Tengah. Bahkan dokumen tentang keperawatan di Arab, sampai tahun 1950 jarang sekali, namun di tahun 1890 seorang misionaris Amerika, dokter dan perawat dari Amerika telah masuk Bahrain dan Riyadh untuk merawat Raja Saudi King Saud.
Dimasa ini ada seorang perawat Timur Tengah bernama Lutfiyyah Al-Khateeb, seorang perawat bidan Saudi pertama yang mendapatkan Diploma Keperawatan di Kairo dan kembali ke negaranya, dan di tahun 1960 dia membangun Institusi Keperawatan di Arab Saudi.
Meskipun keperawatan masih baru sebagai profesi di Timur tengah, sebenarnya telah dibangun di masa Nabi Muhammad SAW. Dimana mempengaruhi philosofi praktek, dan profesi keperawatan. Dan sejak tahun 1950 dengan dikenalkannya organized health care dan pembangunan RS di Arab Saudi, keperawatan menjadi lebih maju dan bukan hanya sekedar pekerjaan.

3.       Keperawatan, Islam, Masa Kini dan Mendatang
Dr. H Afif Muhammad dalam seminar perawat rohani Islam di Akper Aisyiyah, Bandung 31/8/2004 mengatakan, masalah sehat dan sakit adalah alami sebagai ujian dari Allah SWT, hingga manusia tidak akan bisa terbebas dari sakit. “Sehat kerap membuat orang lupa dan lalai baik dalam melaksanakan perintah-perintah Allah maupun mensyukuri nikmat sehatnya. Kita sering menyebut kondisi yang tidak menyenangkan seperti sakit sebagai musibah yang terkesan negatif, padahal musibah berkonotasi positif.
Tugas seorang perawat, menurut H. Afif, menekankan pasien agar tidak berputus asa apalagi menyatakan kepada pasiennya tidak memiliki harapan hidup lagi. “Pernyataan tidak memiliki harapan hidup untuk seorang muslim tidak dapat dibenarkan. Meski secara medis tidak lagi bisa menanganinya, tapi kalau Allah bisa saja menyembuhkannya dengan mengabaikan hukum sebab akibat,” katanya. Perawat juga memandu pasiennya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT hingga kondisinya semakin saleh yang bisa mendatangkan “manjurnya” doa.

Dr. Ahmad Khan (lulusan suma cumlaude dari Duke University) yang menemukan Ayat-ayat Al Quran dalam DNA (Deoxy Nucletida Acid) berpesan semoga penerbitan buku saya “Alquran dan Genetik”, semakin menyadarkan umat Islam, bahwa Islam adalah jalan hidup yang lengkap. Kita tidak bisa lagi memisahkan agama dari ilmu politik, pendidikan atau seni. Semoga muslim menyadari bahwa tidak ada gunanya mempertentangkan ilmu dengan agama. Demikian juga dengan ilmu-ilmu keperawatan penulis berharap akan datang suatu generasi yang mendalami prinsip-prinsip ilmu keperawatan yang digali dari agama Islam. Hal ini dapat dimulai dari niat baik para pemegang kebijakan (decission maker) yang beragama Islam baik di institusi pendidikan atau pada level pemerintah.
Di negara-negara timur tengah, konteks keperawatan sendiri banyak dipengaruhi oleh sejarah keperawatan dalam Islam, budaya dan kepercayaan di Arab, keyakinan akan kesehatan dari sudut pandang islam (Islamic health belief), dan nilai-nilai profesional yang diperoleh dari pendidikan keperawatan. Tidak seperti pandangan keperawatan di negara barat, keyakinan akan spiritual islam tercermin dalam budaya mereka.
Di Indonesia mungkin hal serupa juga terjadi, tinggal bagaimana keperawatan dan islam dapat berkembang sejalan dalam harmoni percepatan tuntutan asuhan keperawatan, kompleksitas penyakit, perkembangan tehnologi kesehatan dan informatika kesehatan. Agar tetap mengenang dan menteladani sejarah perkembangan keperawatan yang di mulai oleh Rufaida binti Sa’ad.


Senin, 28 Oktober 2013

MAKALAH HIPOPITUITARISME


MAKALAH
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
Dosen Mata Kuliah :Robby Dwi Jatmoko ,S.Kep.MM.Kes.S.Kom.S.E
“ HIPOPITUITARISME “
Oleh :
Kelompok : V
Tingkat     : II A

Besse Riski Afnarni                                     Iluh Wiariati                                               
Sunartin                                                        Vira Adma Melinda
  Rusli                                                             Eka Sriwahyuni

PROGRAM D3 ILMU KEPERAWATAN
AKPER PEMDA KOLAKA
T.A 2010/2011
KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum Wr.Wb
Rasa syukur tak mampu kami ucapkan dengan kata-kata Ya Allah ,ketika kau begitu setia menggerakkan tangan kami sehingga penyusunan karya tulis ini dapat terselesaikan yang menjadi salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan tugas mata Kuliah KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH Pada system Program D.III Keperawatan .Kami yakin tidak ada daya dan upaya yang kami miliki selain isinmu Ya Allah.
Makalah ini merupakan suatu bukti upaya dari kerja keras kami untuk menghasilkan sesuatu yang terbaik,semoga jerih payah yang telah dicapai dapat memberikan konstribusi bagi pengembangan  ilmu dan teknologi serta dapat digunakn juga sebagai ihnformasi bagi pembaca kalngan umum.Khususnya bagi mahasiswa POLTEKES YAPKESBI SUKABUMI
Semoga Allah SWt senantiasa melimpahkan rahmat-Nya dan hidayah-Nya,atas apa yang diusahakan selam ini.
Kami menyadari sebagai manusia biasa makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan .Untuk itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya konstruktif untuk hasil yang lebih baik.
Wabillahi taufik Walhidayah.
Wassalamu Alaikum ,Wr.Wb.
                                                                        Sukabumi ,…Maret 2023

                                                                                         Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................................. i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii

I.  PENDAHULUAN    

A.    Latar Belakang........................................................................................... 3
B.     Tujuan Penulisan........................................................................................ 7
C.     Sistematika Penulisan................................................................................ 8

II. TINJAUAN  PUSTAKA

A.    Konsep Dasar Medis ............................................................................ 8
B.     Tinjauan Keperawatan........................................................................ 18
1.      Pengkajian Data  Dasar................................................................. 18
2.      Asuhan Keperawatan  .................................................................. 18

III. PENUTUP

A.       KESIMPULAN ............................................................................... 19
B.        SARAN ............................................................................................ 19
        DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................







BAB I
PENDAHULUAN
  1. LATAR BELAKANG
Setiap organisme selalu berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya,artinya setiap perubahan dunia luar akan mendapat tanggapan agar ia tetap bertahan hidup.Sistem saraf dengan cepa menyebarkan Informasi agar mendapat tanggapan sehingga terjadi perubahan dalam diri kita seperti perubahan tekanan darah, respirasi, suhu.sebaliknya sistem endokrin yang menghasilkan hormon bekerja lebih lambat sebab hormon tersebut akan mengikuti aliran darah, terikat pada reseptor di organ target yang menyebabkan efek perubahan metabolisme atau fungsi dari organ tersebut,yang termasuk kelenjar endokrin adalah hipotalamus,kelenjar hiposis anterior dan posterior,kelenjar tiroid,kelenjar paratiroid,pulau langerhans pankreas,korteks dan medula anak ginjal,ovarium,testis dan sel endokrin di saluran cerna.
Kelenjar Hipofisis atau nama lainnya adalah kelenjar pituitary merupakan kelenjar yang sebesar kelereng namun mempunyai makna fisiologis yang sangat penting bagi kelangsungan dan homeostasis tubuhmanusia. Selain itu hipofisis, terutama bagian anterior, memiliki kemampuan dalam mengatur kelenjar-kelenjar endokrin lainnya. Hal inilah yang menyebabkan kelenjar ini diberi nama Master of Gland.
Pituitary adalah kelenjar majemuk sekresi internal yang terletak di dalam sel tursika, yakni suatu lekukan di dalam tulang sfenoid hipopituitarisme dapat desebabkan oleh macam-macam kelainan kelamin antara lain nekrosis, hipofisis postpartura (penyakit shecan), nekrosis karena meningitis basalis, trauma tengkorak, hipertensi maligna, arteriasklerosis serebri, tumor granulema dan lain-lain.
 Kelenjar hipofisis merupakan struktur kompleks pada dasar otak, terletak dalam sela tursika,di ronggadinding tulang sphenoid. Kelenjar hipofisis manusia dewasa terdiri dari lobus posterior atau neurohipofisis sebagai lanjutan dari hipotalamus, dan lobus anterior atau adenohipofisis yang berhubungan dengan hipotalamus melalui tangkai hipofisis. Pada manusia lobus Intermedia terdapatmenyatu dengan lobus anterior.
Suatu struktur vaskular, yaitu sistem portal hipotalamus-hipofisis, juga menghubungkan hipotalamusdengan bagian anterior kelenjar hipofisis. Melalui sistem vaskular ini hormon pelepasan dari hipotalamus dapat mencapai kelenjar hipofisis untuk mempermudah pelepasan hormon.
Kelenjar hipofisis terbentuk sejak awal perkembangan embrional dari penyatuan dua tonjolan ektodermal yang berongga. Kantung rathke, suatu invaginasi dari atap daerah mulut primitif yang meluas ke atas menuju dasar otak dan bersatu dengan tonjolan dasar ventrikel ketiga yang akan menjadi neurohipofisis.
Fungsi-Fungsi hormon Hipofisis :
GH :  Gowth hormon atau somatotropin mempunyai pengaruh metabolik utama, baik pada anak-anakmaupun pada orang dewasa. Pada anak-anak, hormon ini diperlukan untuk pertumbuhan somatik. Padaorang dewasa berfungsi untuk mempertahankan ukuran orang dewasa normal dan juga berperan dalampengaturan sintesis protein dan pembuangan zat makanan. GH disintesis di sel somatrotop padakelenjar hipofisis anterior. Kerja GH yang paling dramatis adalah pada pertumbuhan otot dan tulangskelet. Kerjanya dapat dibagi menjadi kerja direk dan indirek.
Kerja indirek hormon pertumbuhan GH bekerja pada untuk menstimulasi sintesis dan sekresi IGF-1 peptida yang menstimulasipertumbuhan. Pada sel lemak, IGF-1 menstimulasi lipolisis dan pada otot hormon ini menstimulasisintesis protein. Reseptor GH fungsional juga terdapat di tulang, menstimulasi produksi lokal IGF-1 padakondrosit proliferatif.
Kerja direk hormon pertumbuhan GH bersifat diabetogenik karena kerja hormon ini berlawanan dengan insulin dan bersifat lipolitik di sellemak dan glukoneogenik di sel otot Kadar GH normal :  -setelah diberi glukosa  2 mU/L -stress  > 20 mU/L.
MSH atau melanocortin stimulating hormone merupakan suatu unsur pokok dari propiomelanokortin.Hormon ini mengingkatkan pigmentasi kulit dan merangsang dispersi granula-granula melanin dalam melanositm.Sekresi MSH diatur oleh CRH (corticotrophin releasing hormone) dari hipotalamus dan dihambat oleh pengeluaran kortisol.Prolaktin Merupakan salah satu kelompok hormon yang dibutuhkan untuk perkembangan payudara dan sekresi susu. Pelepasan prolaktin berada dibawah pengaruh penghambatan tonik oleh hipotalamus melaluidopamin, yang disekresi oleh sistem neuron dopaminergik tuberohipofiseal. Jika faktor-faktorpenghambat ini tidak ada maka sekresi prolaktin akan meningkat dan dapat terjadi laktasi. Thyrotropin-releasing hormone (TRH) merangsang sekresi prolaktin. Kadar prolaktin normal: 50-400 mU/L.
ACTH   Adrenocorticotropin hormone (ADH) merangsang pertumbuhan dan fungsi korteks adrenal, merupakansuatu faktor yang sangat penting pada pengaturan produksi kortisol. CRH (corticotrophin releasinghormone) dan arginine-vasopresin (AVP) bekerja secara sinergis untuk merangsang sekresi ACTH. Kadar ACTH normal : - jam 09:00 = 10-80 ng/L.
TSH Merangsang pertumbuhan dan fungsi kelenjar thyroid. TSH menyebabkan pelepasan tiroksin.

  1. TUJUAN PENULISAN
Membahas  tentang :
1.Defenisi dari Hipopituitarisme
2. Klasifikasi
3. Etiologi
4.Patofisiologi
5.Manifestasi Klinik
6.Pemeriksaan Penunjang
7.Penatalaksanaan Medis
8.Komplikasi
C.    SISTEMATIKA PENULISAN
                  Makalah ini berjudul Hipopituitarisme terdiri dari beberapa 3 bab dan beberapa sub bab yaitu:
                 Bab I              :  Pendahuluan,terdiri dari Latar belakang,tujuan penulisan,  sistematika penulisan
Bab II            : Tinjauan Medis dan Tinjauan Keperawatan terdiri dari Pengkajian data dasar,analisa data,diagnosa,intervensi dan evaluasi.
Bab III           :  Penutup :Pada bab ini memuat kesimpulan dari keseluruhan isi makalah, dan beberapa saran-saran



BAB II
TINJAUAN MEDIS
A.          KONSEP DASAR MEDIS
1.      DEFENISI
Hipopituitarisme dapat terjadi akibat kerusakan lobus anterior kelenjar hipofisis sendiri atau pada hipotalamus. (buku ajar keperawatan medikal bedah Bunner and Sudarth).
Hipofungsi kelenjar hipofisis (hipopituitarisme) dapat terjadi akibat panyakit pada kelenjar sendiri atau pada hipotalamus.
Hipopituitarisme adalah disebabkan oleh macam-macam kelainan antara lain nekrosis, hipofisis post partum (penyakit shecan), nekrosis karena meningitis basalis trauma tengkorak, hipertensi maligna, arteriasklerosis serebri, tumor granulema dan lain-lain (Kapita Selekta Edisi:2)
Dari pengertian diatas hipopituitarisme adalah suatu penyakit pada kelenjar hipofisis yang bisa disebabkan karena kerusakan lobus anterior

2.      KLASIFIKASI
Klasifikasi berdasarkan Manifestasi Klinik :
A.      Hipofisis Anterior (Adenohipofisis)
Merupakan kelenjar yang sangat vaskuler dengan sinus - sinus kapiler yang luas diantara sel – sel kelenjar, 0,6 gr dan diameternya sekitar 1 cm sekresi hipofisis anterior diatur oleh hormon yang dinamakan ”releasing dan inhibitory hormones (atau factor) hipotalamus” yang disekresi dalam hipotalamus sendiri dan kemudian dihantarkan kehipofisis anterior melalui pembuluh darah kecil yang dinamakan pembuluh partal hipotalamik hipofisial. Kelenjar hipofisis anterior terdiri atas beberapa jenis sel.
Pada umumnya terdapat satu jenis sel untuk setiap jenis hormon yang dibentuk pada kelenjar ini, dengan teknik pewarnaan khusus berbagai jenis sel ini dapat dibedakan satu
sama lain.Satu-satunya kemungkinan pengecualiannya adalah sel dari jenis yang sama mungkin menyekresi hormon iuteinisasi dan hormon perangsang folikel. Berdasarkan ciri – ciri pewarnaannya, sel-sel hipofise anterior dibedakan ke dalam 3 kelompok klasik: Kromofobik (tanpa granul), Eosinofilik, dan Basofilik. Sel-sel eosinfilik dianggap bertanggung jawab untuk sekresi ACTH, TSH, LH serta FSH.
1.      ACTH (Adrenocorticotropic Hormon) merangsang biosintesis dan pelepasan kortisol oleh korteks adrenal.
2.      Hormon perangsang tiroid / TSH (Thyroid-Stimulating Hormon : tirotropin) merangsang uptake yodida dan sintesis serta pelepasan hormon tiroid oleh kelenjar tiroid.
3.      Hormon perangsang folikel / FSH (Follicte-Stimulating Hormon) merangsang perkembangan folikel de graaf dan sekresi hormon esterogen dan ovarium serta spermatogenesis pada testis.
4.      Hormon Luteinisasi (LH) mendorong ovulasi dan luteinasi folikel yang sudah masak di dalam ovarium. Pada laki – laki hormon ini, yang dahulunya disebut hormon perangsang sel interstisialis (ICSH=Interfisial Cell Stimulating Hormon), merangsang produksi dan pelepasan testosteron oleh sel – sel leydig di testis.
5.      Prolaktrin (PRL) merangsang sekresi air susu oleh payudara ibu setelah melahirkan.
6.      Pengendalian sekresi hipofisis anterior.
Sistem rangkap (dual system) yang mengendalikan sekresi hormon hipofise anterior melalui 2 mekanisme kontrol antara lain :
a.       Umpan Balik negatif, dimana hormon dari kelenjar sasaran yang bekerja pada tingakat hipofise/hipotalamus menghambat sekresi hormon trofiknya.
b.      PengendalianOleh hormon – hormon hipotalamus yang berasal dari sel-sel neuronai di dalam atau di dekat eminensia medialis dan disekresikan ke sirkulasi partai hipofise.
B.       Hipofisis Posterior (Neurohipofisis)
Kelenjar hipofisis posterior terutama terdiri atas sel-sel glia yang disebut pituisit. Namun, pituisit ini tidak mensekresi hormon, sel ini hanya bekerja sebagai struktur penunjang bagi banyak sekali ujung-ujung serat saraf dan bagian terminal akhir serat dari jaras saraf yang berasal dari nukleus supraoptik dan nukleus paraventrikel hipotalamus.
Jaras saraf ini berjalan menuju ke neurohipofisis melalui tangkai hipofisis, bagian akhir saraf ini merupakan knop bulat yang mengandung banyak granula-granula sekretonik, yang terletak pada permukaan kapiler tempat granula-granula tersebut mensekresikan hormon hipofisis posterior berikut: Hormon antidiuretik (ADH) yang juga disebut sebagai vasopresin yaitu senyawa oktapeptida yang merupakan produk utama hipofise posterior. Memainkan peranan fisiologik yang penting dalam pengaturan metabolisme air.
Hormon antidiuretik (ADH) dalam jumlah sedikit sekali, sekecil 2 nanogram, bila disuntukkan ke orang dapat menyebabkan anti diuresis yaitu penurunan ekskresi air oleh ginjal. Stimulus yang lazim menimbulkan ekskresi ADH adalah peningkatan osmolaritas plasma. Dalam keadaan normal osmolaritas plasma dipertahankan secara ketat sebesar 280 mOsm/kg plasma. Kalau terjadi kehilangan air ekstraselular, osmolaritas plasma akan meningkat shingga mengaktifkan osmoreseptor, kemudian sinyal untuk pelepasan ADH, peningkatan osmolaritas plasma juga merangsang pusat rasa haus yang secara anatomis berdekatan / berhubungan dengan nukleus supraoptikus. Kerja ADH untuk mempertahankan jumlah air tubuh terutama terjadi pada sel – sel ductus colligens ginjal. ADH mengerahkan kemampuannya yang baik untuk mengubah permeabilitas membran sel epitel sehingga meningkatkan keluarnya air dari tubulus ke dalam cairan hipertonik diruang pertibuler/interstisial. Aktifitas ADH dan rasa haus yang saling terintigritas itu sangat efektif untuk mempertahankan osmolaritas cairan tubuh dalam batas – batas yang sangat sempit.
C.      Hipofisis Pars Intermedus
Berasal dari bagian dorsal kantong Rathke yang menjadi satu dengan hipofisis posterior. Pars intermedus mengeluarkan hormon MSH (melanocyte stimulating hormon) melanotropin =intermedian. MSH terdiri dari sub unit alfa dan sub untui beta, beta MHS lebih menentukan khasiat hormon tersebut. Pada manusia, pars intermedus sangat rudimeter sehingga pada orang dewasa tidak ada bukti bahwa MSH dihasilkan oleh bagian ini. Beta MSH memiliki struktur kimia yang mirip dengan ACTH (adrenocortico tropic hormon), sehingga ACTH memiliki khasiat seperti MSH.

D.    ETIOLOGI
1.      Penyakit pada kelenjar hipofisis atau pada hipotalamus
2.      Kraniokaringoma (tumor pada hipofisis serebri) dan tumor hipofisis non sekreting
3.      Perubahan iskemik karena perdarahan pascapartum (sindrom sheena) atau akibat syok septik, menimbulkan infrak pada hipofisis
4.      Infeksi : ensefalitis viral dan bakteremia
5.      Kerusakan pada hipofisis akibat terapi radiasi
6.      Trauma termasuk pembedahan atau benturan

E.     PATOFISIOLOGI
Pengaturan sekresi hormon perifer umumnya oleh glandula pituitari anterior dan hipotalamus serta jalur umpan balik negatif.Kelenjar hipofisis atau pituitari terletak di bawah hipotalamus otak dan melekat melelalui suatu tangkai pada eminensia medialis otak yang terdiri dari lobus posterior (neorohipofisi ) dan lobus anterior.
Lobus posterior berasal dari infundibulan diencefalon yang mempunyaisambungan saraf langsung lewat jaras serat yang besar yang mengekskresi hormon ADH dan oksitosin.Lobus anterior berkembang dari ektodermstomadeum (kantong Rathke ) dan dikendalikan melalui sekresi hipotalamus yang mensekresi hormone THS ,ACTH,FSH,LH.Ujung serabut saraf hipotalamus melepaskan neurohormon ke dalam kapiler eminensia medialis dan dibawah kesistem portal hipofisis.
Eminensia medialis merupakan lintasan akhir bersama seluruh faktor pelepas (releasing factor).Ada 2 tipe sekresi hipotalamus yaitu hormon pelepas (releasing) dan hormon penghambat (inhibisi).Hormon hipofisis yang tida memiliki kontrol umpan balik dari produk kelenjar sasaran (growth hormone, prolaktin, dan melanocyte-stimulating hormon).
memerlukan inhibitor dan stimulator hipotalamus untuk pengendaliannya.Yang memiliki stimulator adalah kortikotropin, tirotropin, LH, FSH.Growth hormone atau somatropin mempunyai pengaruh metabolik utama yang pada anak-anak untuk untuk pertumbuhan somatik danorang dewasa untuk mempertahankan ukuran normal tubuh, pengaturan sintesis protein dan pembuatan nutrien.Growth hormon memproduksi somatomedin yang memperantarai efek growth promoting. Apabila tanpa somatomedin maka GH tidak dapat merangsang pertumbuhan.Sekresi GH diatur oleh GHRH dari dan oleh hipotalamus (hormon penghambat). Pelepasan GH dirangsang oleh hipoglikemia dan oleh asam amino (seperti arginin).
Penghambatan pelepasan GH dan somatostatin oleh kelenjar hipofisis akan mengakibatkan pertumbuhan terhambat yang ditandai anak cebol, kepala bulat, wajah pendek dan lebar, tulang frontal menonjol, mata agak menonjol,gigi berupsi lambat,eksretmitas kecil,pertumbuhan rambut hampir tidak ada ,kerelambatan mental,hal ini di akubatkan oleh  proses patologik yaitu : Trombosis vaskuler yang mengakibatkan nekrosis kelenjar hipofisis normal
a.       Tumor hipofisis yang merusak sel-sel hipofisisyang normal.
b.      Trombosis vaskuler yang mengakibatkan nekrosis kelenjar hipofisis normal.
c.       Penyakit granulamatosa infiltratif yang merusak hipofisis.
d.      Destruksi sel-sel hipofisis yang bersifat idiopatik atau autoimun.

F.    MANIFESTASI KLINIK
a.       Tanda-tanda klinik sesuai dengan penyebabnya, misalnya baktermia, viral, hepatitis dan trauma
b.      Gangguan penglihatan dan papiledema.
c.       Tanda-tanda defisit gonadotropin
1)      Menurun kadar FSH, LH serum, dan steroid gonad.Anak-anak mengalami terlambat pubertas
2)      Dewasa :
·      Wanita (olrgomenorea atau amenorea, atrofi uterus dan vagina, potensial atrofi payudara,
·      Laki-laki serta hilangnya libido, jumlah sperma berkurang, gangguan ereksi, testis mengecil dan rambut tumbuh rontok).
3)      Manifestasi defisit hormon pertumbuhan
a. Anak
1)      Pertumbuhan lambat, tetapi bagian tubuh proporsional, terlalu banyak jaringan lemak, tetapi pertumbuhan otot buruk.
2)      Terlambat pubertas, tetapi pada akhirnya perkembangan seksual normal .Kadar hormon pertumbuhan serum menurun
Dewasa :
1)      Tubuh pendek sekali.
2)      Pertumbuhan otot buruk sehingga cepat lelah.
3)      Emosi labil
4)      Manifestasi defisit prolaktin (ibu pascapartem tidak mengeluarkan air susu dan kadar prolaktin serum kurang)
d.      Manifestasi defisit hormon TSH, rasa lelah, konstipasi, kulit kering, gambaran laboratorium dari hipertiroidisme.

G.   PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.      Pemeriksaan laboratori Pengeluaran 17 ketosteroid dan 17 hidroksi kortikosteroid dalam urine menurun, BMR menurun.
2.      Pemeriksaan radiologik
3.      Poto polos kepala
4.      Polimografi berbagai arah (multi direksional)
5.      Pnemoensefalogarfi
6.      cT scan
7.      Angiografi serebral
8.      Pemeriksaan lapang pandang
9.      Adanya kelainan lapang pandang mencurigakan
10.  Adanya tumor hipofisis yang menekan kiasmaoptik
11.  Pemeriksaan diagnostik
12.  Pemeriksaan karfisol, T3 dan T4 serta estrogen atau testoter
13.  Pemeriksaan ACTH, TSH dan LH
14.  Test provokasi dengan menggunakan stimulan atau subreson hormon dan dengan melakukan pengukuran efeknya terhadap kadar hormon serum
15.  Test provokatif
H.     PENATALAKSANAAN MEDIS
1.    Kausal Bila disebabkan oleh tumor, umumnya dilakukan radiasi, bila gejala-gejala tekanan oleh tumor progresif dilakukan operasi.
2.    Terapi substitusi
a.    Hidrokortison Antara 20-30 mg selama 5 hari, diberikan per-Or, umumnya sisesuaikan§ dengan siklus harian sekresi steroid, yaitu 10-15mg waktu pagi dan 10mg waktu malam. Cairan perinfus NaCl, glukosa, steroid dan vasoreses.
b.    Puluis tiroid / tiroksin diberikan setelah terapi dengan hidrokortison.
c.    Testosteron pada penderita laki – laki berikan suntikan testosteron enantot atau testosteron siprionat 200 mg intramuskuler tiap 2 minggu. Dapat juga diberikan fluoxymestron 10 mg per-os tiap hari.
d.   Esterogen diberikan pada wanita secara siklik untuk mempertahankan siklus haid. Berikan juga androgen dosis setengah dosis pada laki – laki hentikan bila ada gejala virilisasi ’’growth hormone’’ bila terdapat dwarfisme.
3.    Tumor hipofisis, diobati dengan pembedahan radioterapi atau obat (misal : akromegali dan hiperprolaktinemia dengan hymocriptine).
4.    Defisiensi hormon hos diobati sebagai berikut : penggantian GH untuk defisiensi GH pada anak – anak, tiroksin dan kortison untuk defisiensi TSH dan ACTH, penggantian androgen atau esterogen untuk defisiensi gonadotropin sendiri (isolated) dapat diobati dengan penyuntikan FSH atau HCG.
5.    Desmopressin dengan insuflasi masal dalam dosis terukur


I.         KOMPLIKASI
1.    Kardiovaskuler
a.    Hipertensi
b.    Tromboflebitas
c.    Tromboembolism
d.   Percepatan uterosklerosis
2.    Imunologi Peningkatan resiko infeksi dan penyamaran tanda-tanda infeksi.
3.    Perubahan mata
a. Galukoma
b. Lesi kornea
4.   Muskulokletal
a. Kelisutan otot
b. Kesembuhan luka yang jelek.
c. Osteoporosis dengan fraktur komplikasi vertebra, fraktur patologik tulang panjang, nekrosis aseptic kaput femoris.

B.     TINJAUAN KEPERAWATAN
1.      PENGKAJIAN DATA DASAR
         Pengkajian keperawatan pada klien dengan kelainan ini antara lain mencakup:
a.       Riwayat penyakit masa lalu : Adakah penyakit atau trauma pada kepala yang pernah diderita klien, serta riwayat radiasi pada kepala.
b.      Sejak kapan keluhan diarasakan : Dampak defisiensi GH mulai tampak pada masa balita sedang defisiensi gonadotropin nyata pada masa praremaja.
c.       Apakah keluhan terjadi sejak lahir : Tubuh kecil dan kerdil sejak lahirterdapat pada klien kretinisme.
d.      Kaji TTV : dasar untuk perbandingan dengan hasil pemeriksaan yang akan datang.
e.       Berat dan tinggi badan saat lahir atau kaji pertumbuhan fisik klien.: Bandingkan perumbuhan anak dengan standar.
f.       Keluhan utama klien:
1)   Pertumbuhan lambat.
2)   Ukuran otot dan tulang kecil.
3)   Tanda – tanda seks sekunder tidak berkembang, tidak ada rambut pubis dan rambut axila, payudara tidak tumbuh, penis tidak tumbuh, tidak mendapat haid, dan lain – lain.
4)   Interfilitas.
5)   Impotensi.
6)   Libido menurun.
7)   Nyeri senggama pada wanita.
g.      Pemeriksaan fisik
1)      Amati bentuk dan ukuran tubuh, ukur BB dan TB, amati bentuk dan ukuran buah dada, pertumbuhan rambut axila dan pubis pada klien pria amati pula pertumbuhan rambut wajah (jenggot dan kumis).
2)      Palpasi kulit, pada wanita biasanya menjadi kering dan kasar. Tergantung pada penyebab hipopituitary,perlu juga dikaji data lain sebagai data penyerta seperti bila penyebabnya adalah tumor maka perlu dilakukan pemeriksaan terhadap fungsi serebrum danfungsi nervus kranialis dan adanya keluhan nyeri kepala.
h.      Kaji pula dampak perubahan fisik terhadap kemapuan klien dalam memenuhi kebutuhan dasarnya.
i.        Data penunjang dari hasil pemeriksaan diagnostik seperti :
1)      Foto kranium untuk melihat pelebaran dan atau erosi sella  tursika.
2)      Pemeriksaan serta serum darah : LH dan FSH GH, androgen, prolaktin, testosteron, kartisol, aldosteron, test stimulating yang mencakup uji toleransi insulin dan stimulasi tiroid releasing hormone.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

TUJUAN & KH
RENCNA TINDKAN KEPERAWATAN
INTERVENSI
RASIONAL
1.   Gangguan Citra Tubuh Berhubungan dengan Perubahan Struktur Tubuh dan Fungsi Tubuh.
























2. Koping Individu Tidak Efektif berhubungan dengan Kondisi Penyakit.



















3. Harga diri Rendah berhubungan dengan Perubahan Penampilan Tubuh.










4. Gangguan Persepsi Sensori: Penglihatan berhubungan dengan Kesalahan Interpertasi Sekunder, Gangguan Transmisi, Impuls.










5. Defisit Perawatan Diri berhubungan dengan Menurunnya Kekuatan Otot.













6. Resiko Gangguan Integritas Kulit (Kekeringan) berhubungan dengan Menurunnya Kadar Hormonal.

Tujuan ;
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien memiliki kembali citra tubuh yang positif dan harga diri yang tinggi
KH :
1. Melakukan kegiatan penerimaan, penampilan misalnya: kerapian, pakaian, postur tubuh, pola makan, kehadiran diri.
2.   Penampilan dalam perawatan diri / tanggung jawab peran.













Tujuan
Setelah dilakuan tindakan keperawatan tingkat koping individu meningkat.
KH :
1. Mengungkapkan perasaan yang berhubungan dengan keadaan emosional.
2. Mengidentifikasi pola koping personal dan konsekuensi perilaku yang diakibatkan.
3. Mengidentifikasi kekuatan personal dan menerima dukungan melalui hubungan keperawatan.
4. Membuat keputusan dan dilanjutkan dengan tindakan yang sesuai / mengubah situasi provokatif dalam lingkungan personal.

Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan harga diri meningkat.
KH :
1. Mengungkapkan hasil perasaan dan pikiran mengenai diri.
2. Mengidentifikasikan dua atributif positif mengenai diri.




Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan penglihatan berangsur-angsur membaik.
Kriteria Hasil :
1. Menunjukkan tanda adanya penurunan gejala yang menimbulkan gangguan persepsi sensori
2. Mengidentifikasi dan menghilangkan faktor resiko jika mungkin.
3. Menggunakan rasionalisasi dalam tindakan penanganan.


Tujuan :  Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien dapat aktif dalam
aktifitas perawatan diri.
Kriteria hasil :
1. Mengidentifikasi kemampuan aktifitas perawatan diri.
2. Melakukan kebersihan optimal setelah bantuan dalam perawatan diberikan.
3. Berpartisipasi secara fisik / verbal dalam aktifitas, perawatan diri / pemenuhan kebutuhan dasar.


Tujuan : Setelah dilakukan keperawatan integritas kulit
dalam kondisi normal.
Kriteria hasil :
1. Mengidentifikasi faktor penyebab.
2. Berpartisipasi dalam rencana pengobatan yang dilanjutkan untuk meningkatkan penyembuhan luka.
3. Menggambarkan etiologi dan tindakan pencegahan.
4. Memperlihatkan integritas kulit bebas dari luka tekan.


1.Dorong individu untuk mengekspresikan perasaan.
Kita dapat mengkaji sejauh mana tingkat penolakan terhadap kenyataan akan kondisi fisik tubuh, untuk mempercepat teknik penyembuhan / penanganan.
2.Dorong individu untuk bertanya mengenai masalah, penanganan, perkembangan, prognosa kesehatan..
3.Tingkatkan komunikasi terbuka, menghindari kritik / penilaian tentang perilaku klien.
4.Berikan kesempatan berbagi rasa dengan individu yang mengalami pengalaman yang sama.
5.Bantu staf mewaspadai dan menerima perasaan sendiri bila merawat pasien lain.








1.Kaji status koping individu yang ada..
2.Berikan dukungan jika individu berbicara.
3.Bantu individu untuk memecahkan masalah (problem solving).
4.Instruksikan individu untuk melakukan teknis relasi, dalam proses teknik pembelajaran penatalaksanaan stress.
5.Kolaborasi dengan tenaga ahli psikologi untuk proses penyuluhan.
 







1.Bina hubungan saling percaya perawat dan klien..
2.Tingkatkan interaksi sosial.
3.Diskusikan harapan /keinginan / perasaan.
4.Rujuk kepelayanan pendukung.








1.Kurangi penglihatan yang berlebih.
2.Orientasikan terhadap keseluruhan 3 bidang (orang, tempat, waktu).
3.Sediakan waktu untuk istirahat bagi klien tanpa gangguan.
4.Gunakan berbagai metode untuk menstimulasi indera.







1.Kaji faktor penyebab menurunnya defisit perawatan diri.
2.Tingkatkan partisipasi optimal.
3.Evaluasi kemampuan untuk berpartisipasi dalam setiap aktivitas perawatan..
4.Beri dorongan untuk mengexpresikan perasaan tentang kurang perawatan diri.







1.Pertahankan kecukupan masukan cairan untuk hidrasi yang adekuat.
2.Berikan dorongan latihan rentang gerak dan mobilisasi.
3.Ubah posisi atau mobilisasi..
4.Tingkatkan masukan karbohidrat dan protein untuk mempertahankan keseimbangan nitrogen positif.
5. Pertahankan tempat tidur sedatar mungkin.

1.Kita dapat mengkaji sejauh mana tingkat penolakan terhadap kenyataan akan kondisi fisik tubuh, untuk mempercepat teknik penyembuhan / penanganan.

2.Dengan mengetahui proses perjalanan penyakit tersebut maka klien secara bertahap akan mulai menerima kenyataan.
3.Membantu untuk tiap individu untuk memahami area dalam program sehingga salah pemahaman tidak terjadi.
4.Sebagai problem solving


5.Perilaku menilai, perasaan jijik, marah dan aneh dapat mempengaruhi perawatan/ditransmisikan pada klien, menguatkan harga negatif / gambaran.




1.Meningkatkan proses interaksi sosial karena klien mengalami peningkatan komunikatif.
2.Klien meningkatkan rasa percaya diri kepada orang lain.
3.Dengan berkurangnya ketegangan, ketakutan klien akan menurun dan tidak mengucil/mengisolasikan diri dari lingkungan.
4.Ketepatan penanganan dan proses penyembuhan.
5. Klien mengerti tentang penyakitnya.








1.Rasa percaya diri meningkat, pasien menerima kenyataan akan penampilan tubuh.
2.Pasien akan merasa berarti, dihargai, dihormati, serta diterima oleh lingkungan.
3.Dengan cara pertukaran pengalaman perasaan akan lebih mampu dalam mencegah faktor penyebab terjadinya harga diri rendah.
4.Memberikan tempat untuk pertukaran masalah dan pengalaman yang sama.
1.Mengurangi tingkat ketegangan otot mata, meningkatkan relaksasi mata.
2.Untuk mengetahui faktor penyebab melalui tes sensori indera penglihatan..
3.Meningkatkan kepekaan indera penglihatan melalui stimulus indera khususnya penglihatan.
4.Mempertahankan normalitas melalui waktu lebih muda bila tidak mampu menggunakan penglihatan.



1.Menghambat faktor penyebab dapat meningkatkan perawatan diri.
2.Partisipasi optimal dapat memaksimalkan perawatan diri.
3.Dapat menumbuhkan rasa percaya diri klien.
4.Dapat memberikan kesempatan pada klien untuk melakukan perawatan diri







1.Mengurangi ketidaknyamanan yang dihubungkan dengan membran mukosa yang kering dan untuk rehidrasi.
2. Meningkatkan pemeliharaan fungsi otot / sendi.
3.Meningkatkan posisi fungsional pada ekstrimitas.
4. Kelemahan dan kehilangan pengaturan metabolisme terhadap makanan dapat mengakibatkan malnutrisi.
5. Posisi datar menjaga keseimbangan tubuh dan mencegah retensi cairan pada daerah tertentu sehingga tidak terjadi edema lokal


BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Hipopituitarisme  adalah insupisiensi hipofisis akibat kerusakan mudos anterior kelenjar hipofise. Panhipopituitarisme (penyakit simmod) adalah tidak terdapatnya sekresi semua hipofisis secara total dan merupakan kondisi yang jarang terjadi. Nekrosis hipofisis post partum (sindrom Sheehan) adalah penyebab tidak umum dari gagal hipofisis anterior. Kondisi lebih sering terjadi pada wanita dengan kelainan darah hebat, hipovolemia, dan hipotennsi saat melahirkan. Hipopituitarisme merupakan komplikasi radiasi pada kepala dan leher. Kerusakan kelenjar hipofise total oleh trauma, tomur atau lesi vaskuler menghilangkan semua stimuli yang normmalnya diterima oleh tiroid, kelenjar gonad, dan kelenjar adrenal

B.     SARAN
Saran kami kepada pembaca agar senantiasa selalu berorientasi pada Konsep Dasar Keperawatan yang ada, dalam menetapkan Asuhan Keperawatan pada Klien dengan masalah keperawatan yaitu Hipopitutarisme yang telah diberikan agar dipertahankan / ditingkatkan agar lebih baik untuk masa yang akan datang..









DAFTAR PUSTAKA
§  Doenges Marilynn E, Moorhouse Mary Frances.Geissler Alice C.  1999.Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien), Edisi 3,.Jakarta .EGC
Hal ;  461 - 464
§   David Rubenstein,dkk,2005.Kedokteran Klinis.Edisi keenam,Jakarta
§   Guyton,Athur C.1990.Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit.Edisis  Revisis
§  Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth.2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Vol 2 edisi 8. Jakarta. EGC
Hal ; 1334-1335
Diakses pada tanggal 14 Maret 2012
Diakses pada tanggal 14 Maret 2012