Pages




PANDUAN DOWNLOAD

PANDUAN >> KLIK PILIHAN ANDA KEMUDIAN TUNGGU IKLAN 6 DETIK DAN KLIK SKIP

Rabu, 11 Desember 2013

LAPORAN EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF PENYAKIT DISENTRI


BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Epidemiologi adalah suatu rangkaian proses yang terus menerus dan sistematik dalam pengumpulan data, pengolahan, analisis dan interpretasi serta disiminasi informasi untuk aksi atau perencanaan, pelaksanaan dan penilaian program kesehatan masyarakat berdasarkan eridens base.
Program pencegahan dan pemberantasan penyakit akan sangat efektif bila dapat dukungan oleh sistem yang handal karena fungsi utamanya adalah menyediakan informasi epidemiologi yang peka terhadap perubahan yang terdapat dalam pelaksanaan program pemberantasan penyakit yang menjadi prioritas pembangunan.
Usaha peningkatan kesehatan masyarakat pada kenyataannya tidaklah mudah seperti membalikan telapak tangan saja, karena masalah ini sangatlah kompleks, di mana penyakit yang terbanyak diderita oleh masyarakat yang paling rawan terutama pada ibu dan anak, ibu hamil dan ibu menyusui serta anak di bawah lima tahun.
Salah satu penyakit yang di derita oleh masyarakat terutama adalah disentri. Disentri biasanya disebabkan oleh bakteri Shigella (± 60% kasus disentri yang dirujuk serta hampir semua kasus disentri yang berat dan mengancam jiwa disebabkan oleh Shigella).
Diare menjadi urutan ke-3 di dunia yang menjadi penyebab kematian paling umum bagi balita, dan juga membunuh 1.5 juta orang pertahun. Di Indonesia, sebagian besar diare terjadi pada bayi dan anak, yang merupakan penyebabnya ialah infeksi relevius bakteri dan parasit . Organisme ini dapat mengganggu proses penyerapan makanan di usus halus dan dampaknya makanan tidak dapat dicerna kemudian langsung masuk ke  usus besar.

B.     Tujuan
§  Tujuan umum
Untuk mengetahui hubungan factor resiko dengan akibat yang terjadi berupa penyakit atau keadaan kesehatan tertentu.
§  Tujuan khusus
1.   Untuk  mengetahui variable orang di Desa Neglasari Kecamatan Cikalongkulon
2.   Untuk mengetahui variable waktu mengenai terjadinya penyakit disentri di Desa Neglasari Kecamatan Cikalongkulon.
3.   Untuk mengetahui variable tempat yang berpengaruh terhadap kasus yang terjadi di Desa Neglasari Kecamatan Cikalongkulon.

C.     Rumusan Masalah
1.      Jenis penyakit apa yang muncul pada daerah tersebut ?
2.      Jumlah penduduk sesuai dengan masing - masing umur berdasarkan jenis kelamin ?
3.      Jumlah penderita sesuai dengan masing- masing umur berdasarkan jenis kelamin ?
4.      Waktu (bulan) munculnya penyakit tersebut ?
5.      Daerah apa yang banyak menderita penyakit tersebut ?
6.      Bagaimana keadaan lokasi sekitar daerah tersebut ?




















BAB II
TEORI

A.     Konsep Dasar Penyakit
Pengertian
Disentri berasal dari bahasa yunani, yaitu dys (=gangguan) dan enteron (=usus), yang berarti radang usus yang menimbulkan gejala meluas, tinja lendir bercampur darah  .

Etiologi
Bakteri (Disentri basiler) Shigella, penyebab disentri yang terpenting dan tersering (± 60% kasus disentri yang dirujuk serta hampir semua kasus disentri yang berat dan mengancam jiwa disebabkan oleh Shigella. Selain itu Disentri Basiler juga dapat disebabkan oleh Escherichia coli enteroinvasif (EIEC), Salmonella, Campylobacter jejuni(terutama pada bayi).
Amoeba (Disentri amoeba), disebabkan Entamoeba hystolitica, lebih sering pada anak usia > 5 tahun.
Transmisi :
fecal-oral, melalui : makanan / air yang terkontaminasi, person-to-person contact.

Patofisiologi
Kuman penyebab diare menyebar masuk melalui mulut antara lain makanan, minuman yang tercemar tinja atau yang kontak langsung dengan tinja penderita.
·         Perilaku khusus meningkatkan resiko terjadinya diare; Tidak memberikan ASI secara penuh 4-6 bulan pertama kehidupan, Menggunakan botol susu yang tercemar, Menyimpan makanan masak pada suhu kamar dalam waktu cukup lama, Menggunakan air minuman yang tercemar oleh bakteri yang berasal dari tinja, Tidak mencuci tangan setelah buang air besar, sesudah membuang tinja atau sebelum memasak makanan, Tidak membuang tinja secara benar.
·         Faktor yang meningkatkan kerentanan terhadap diare; Tidak memberikan ASI sampai umur 2 tahun, Kurang gizi, Campak, Imunodefisiensi / imunosupressif.
·         Umur Kebanyakan diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan, insiden paling banyak 6 – 10 bulan (pada masa pemberian makanan pendamping).
·         Variasi musiman Variasi pola musim diare dapat terjadi melalui letak geografi. Pada daerah sub tropik, diare karena bakteri lebih sering terjadi pada musim panas sedangkan diare karena virus (rotavirus) puncaknya pada musim dingin. Pada daerah tropik diare rotavirus terjadi sepanjang tahun, frekuensi meningkat pada musim kemarau sedangkan puncak diare karena bakteri adalah pada musim hujan.
Infeksi asimtomatik kebanyakan infeksi usus bersifat asimtomatik / tanpa gejala dan proporsi ini meningkat di atas umur 2 tahun karena pembentukkan imunitas aktif.

Gejala Klinis

a.      Disentri basiler

·         Diare mendadak yang disertai darah dan lendir dalam tinja. Pada disentri shigellosis, pada permulaan sakit, bisa terdapat diare encer tanpa darah dalam 6-24 jam pertama, dan setelah 12-72 jam sesudah permulaan sakit, didapatkan darah dan lendir dalam tinja.
·         Panas tinggi (39,50o – 40o C), appear toxic.
·         Muntah-muntah.
·         Anoreksia.
·         Sakit kram di perut dan sakit di anus saat BAB.
·         Kadang-kadang disertai dengan gejala menyerupai ensefalitis dan sepsis (kejang, sakit kepala, letargi, kaku kuduk, halusinasi).

b.      Disentri amoeba

·         Diare disertai darah dan lendir dalam tinja.
·         Frekuensi BAB umumnya lebih sedikit daripada disentri basiler (≤10x/hari)
·         Sakit perut hebat (kolik)
·         Gejala konstitusional biasanya tidak ada (panas hanya ditemukan pada 1/3 kasus).

Penatalaksanaan
1. Perhatikan keadaan umum anak, bila anak appear toxic, status gizi kurang, lakukan pemeriksaan darah (bila memungkinkan disertai dengan biakan darah) untuk mendeteksi adanya bakteremia. Bila dicurigai adanya sepsis, berikan terapi sesuai penatalaksanaan sepsis pada anak. Waspadai adanya syok sepsis.
2. Komponen terapi disentri :
a. Koreksi dan maintenance cairan dan elektrolit
Seperti pada kasus diare akut secara umum, hal pertama yang harus diperhatikan dalam penatalaksanaan disentri setelah keadaan stabil adalah penilaian dan koreksi terhadap status hidrasi dan keseimbangan elektrolit.
b. Diet
Anak dengan disentri harus diteruskan pemberian makanannya. Berikan diet lunak tinggi kalori dan protein untuk mencegah malnutrisi. Dosis tunggal tinggi vitamin A (200.000 IU) dapat diberikan untuk menurunkan tingkat keparahan disentri, terutama pada anak yang diduga mengalami defisiensi. Untuk mempersingkat perjalanan penyakit, dapat diberikan sinbiotik dan preparat seng oral8,9. Dalam pemberian obat-obatan, harus diperhatikan bahwa obat-obat yang memperlambat motilitas usus sebaiknya tidak diberikan karena adanya resiko untuk memperpanjang masa sakit.
c. Antibiotika
• Anak dengan disentri harus dicurigai menderita shigellosis dan mendapatkan terapi yang sesuai. Pengobatan dengan antibiotika yang tepat akan mengurangi masa sakit dan menurunkan resiko komplikasi dan kematian.
• Pilihan utama untuk Shigelosis (menurut anjuran WHO) : Kotrimokasazol (trimetoprim 10mg/kbBB/hari dan sulfametoksazol 50mg/kgBB/hari) dibagi dalam 2 dosis, selama 5 hari.
• Dari hasil penelitian, tidak didapatkan perbedaan manfaat pemberian kotrimoksazol dibandingkan placebo10.
• Alternatif yang dapat diberikan :
o Ampisilin 100mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis
o Cefixime 8mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis
o Ceftriaxone 50mg/kgBB/hari, dosis tunggal IV atau IM
o Asam nalidiksat 55mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis.
• Perbaikan seharusnya tampak dalam 2 hari, misalnya panas turun, sakit dan darah dalam tinja berkurang, frekuensi BAB berkurang, dll. Bila dalam 2 hari tidak terjadi perbaikan, antibiotik harus dihentikan dan diganti dengan alternatif lain.
• Terapi antiamubik diberikan dengan indikasi :
o Ditemukan trofozoit Entamoeba hystolistica dalam pemeriksaan mikroskopis tinja.
o Tinja berdarah menetap setelah terapi dengan 2 antibiotika berturut-turut (masing-masing diberikan untuk 2 hari), yang biasanya efektif untuk disentri basiler.
• Terapi yang dipilih sebagai antiamubik intestinal pada anak adalah Metronidazol 30-50mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis selama 10 hari. Bila disentri memang disebabkan oleh E. hystolistica, keadaan akan membaik dalam 2-3 hari terapi.
d. Sanitasi
Beritahukan kepada orang tua anak untuk selalu mencuci tangan dengan bersih sehabis membersihkan tinja anak untuk mencegah autoinfeksi.
Prinsip utama pengobatan diare
1.      Diare cair membutuhkan penggantian cairan dan elektrolit tanpa melihat etiologinya/penyebabnya.
2.      Makanan harus diteruskan bahkan ditingkatkan selama diare untuk menghindarkan efek buruk pada gizi.
3.      Antibiotik/anti parasit tidak boleh digunakann secara rutin, tidak ada manfaatnya untuk kebanyakan kasus termasuk diare berat, diare dengan panas kecuali :  pada disentri yang harus diobati dengan antimikroba yang efektif untuk shigella, Suspek kolera dengan dehidrasi berat,  Diare persisten, bila diketemukan tropozoit atau kista G lamblia atau tropozoit E. histolitika di tinja atau cairan usus, atau bila bakteri patogen ditemukan dalam kultur tinja.

B.     Jumlah Penduduk
Dari hasi penelitian di daerah kecamatan Cikalongkulon kab. Cianjur tepatnya di desa Neglasari terdapat jumlah penduduk 5.897 jiwa. Jumlah tersebut terdiri dari berbagai jenis usia yang di klasifikasikan ke dalam berbagai tingkatan usia mulai dari usia di bawah 1 tahun yang berjumlah 522 jiwa,usia 1-5 tahun berjumlah 886 jiwa, usia 6-11 tahun berjumlah 1.660 jiwa,usia 12-25 tahun berjumlah 1.398 jiwa,usia 26-60 tahun berjumlah 718 jiwa dan usia lebih dari 60 tahun yang berjumlah 713 jiwa.





BAB III
HASIL PENGAMATAN

A.     Variable orang
No
Gol.Umur

Jenis kelamin
∑penderita
Persentase(%)
P
L
P
L
1
<1 thn
260
262
4
6
1,92%
2
1-5 thn
440
446
10
12
2,49%
3
6-11 thn
820
840
-
-
0%
4
12-25 thn
691
707
20
22
3,0%
5
26-60 thn
348
370
-
-
0%
6
>60 thn
343
370
-
-
0%
Jumlah
2902
2995
34
40
Jumlah Kasus
P : 1,17%
L : 1,34%
Jumlah total
Penderita : 1,25%
Populasi beresiko : 98,75%

Dari data hasil penelitian diatas dapat di terangkan bahwa di daerah tersebut jumlah penderita di dominasi oleh laki-laki meskipun perbedaannya tidak begitu jauh. Dapat di lihat pula bahwa kelompok usia antara 12-25 tahun memiliki jumlah tertinggi di bandingkan kelompok umur lainnya dengan jumlah penduduk penderita terdapat 20 jiwa dari 691 jiwa  berjenis kelamin perempuan dan 22 jiwa dari 707 berjenis kelamin laki - laki. Golongan umur di bawah 1 tahun terdapat 4 jiwa penderita dari 260 jiwa berjenis kelamin perempuan dan 6 jiwa penderita dari 262 orang berjenis kelamin laki-laki. Dari golongan umur 1-5 tahun terdapat 10 jiwa penderita dari 440 jiwa berjenis kelamin perempuan  dan 12 jiwa penderita dari 446 jiwa berjenis kelamin laki- laki. Dari usia 12- 25 tahun memiliki jumlah penderita 20 jiwa dari 691 berjenis kelamin perempuan dan 22 jiwa penderita dari 707 jiwa berjenis kelamin laki- laki selama tahun 2008.
·        Pembahasan
Disentri merupakan diare disertai darah dan lendir dalam tinja yang banyak disebabkan oleh bakteri Shigella. Kuman penyebab diare menyebar masuk melalui mulut antara lain makanan, minuman yang tercemar tinja atau yang kontak langsung dengan tinja penderita dan kurangnya perhatian terhadap hygiene. Hal ini terbukti sebanyak 3% disebabkan remaja menderita disentri dari jumlah 1398 jiwa selama 2008. Pada kasus ini terdapat total penderita disentri sebanyak 1,25 % dari total jumlah penduduk, itu berarti bahwa 98,75 % penduduk merupakan populasi yang beresiko.

B.    Variable waktu
Kasus : Disentri
Tempat : Desa Neglasari, Kecamatan Cikalongkulon
Jumlah kasus
Januari
74
Febuari
79
Maret
53
April
56
Mei
66
Juni
41
Juli
30
Agtustus
38
September
47
Oktober
36
November
41
Desember
21
Jumlah
582




Grafik di atas menunjukan bahwa kasus Disentri di desa Neglasari Kec. Cikalongkulon  dari bulan januari dan mencapai puncak tertinggi pada bulan Februari sebanyak 79 kasus. Lalu bulan Maret mengalami penurunan menjadi 53 kasus dan meningkat lagi bulan April menjadi 56 kasus dan bulai Mei menjadi 66kasus. Mengalami penurunan lagi  menjadi 41 kasus pada bulan Juni dan bulan Juli sebanyak 30 kasus.Pada bulan agustus mengalami peningkatan lagi menjadi 38 kasus dan bulan September menjadi 47 kasus. Lalu menurun lagi pada bulan Oktober menjadi 36 kasus dan meningkat lagi bulan November sebanyak 41 kasus dan mengalami penurunan terbanyak di bulan Desember menjadi 21kasus. Jadi selama tahun 2008 kasus Disentri di daerah tersebut jumlahnya memuncak pada bulan Februari selama tahun 2008  jumlah keseluruhan penderita Disentri di daerah tersebut adalah 74 kasus.

§   PEMBAHASAN
Disentri dapat menular kepada yang lainnya, menyebar masuk melalui mulut antara lain makanan, air yang tercemar tinja atau yang kontak langsung dengan tinja penderita.




 

C.    Variable tempat

 

                                                                                                                                        Ket:
                                                                                                                                    puskesmas
                                                                                                                                    rumah warga
                                                                                                                                    sekolah
                                                                                                                                determinan            lokasi kasus
                                                                                                                                  sungai
 



Denah di atas menunjukan lokasi tempat kejadian kasus Disentri di kec. Cikalongkulon, pada lokasi tersebut terdapat dua lokasi yang di anggap berperan dalam munculnya kasus Disentri. Namun di samping itu, lokasi tersebut juga berdekatan dengan  fasilitas kesehatan yang berupa puskesmas, di daerah tersebut terdapat satu puskesmas.

§  PEMBAHASAN
Disentri bukanlah penyakit yang datang dengan sendirinya, biasanya ada yang menjadi pemicu terjadinya Disentri, termasuk  lokasi yang kurang bersih sehingga kuman- kuman banyak berkembang. Meningkatnya kasus tersebut perlu penanganan yang segera sehingga di perlukan puskesmas sebagai tempat pertama penanganan sebelum penderita di bawa ke rumah sakit.





BAB IV
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Dari data yang di temukan dapat di simpulkan bahwa Disentri merupakan penyakit yang banyak menyerang remaja dan dewasa muda meskipun tidak menutup kemungkinan juga dapat menyerang anak-anak.
Disentri dapat di sebabkan oleh berbagai faktor termasuk bakteri dan parasit. Faktor kebersihan lingkungan juga dapat menjadi faktor Disentri, contohnya tertular dari makanan dan air yang sudah terkontaminasi kotoran dan juga lalat..
Dari hasil yang di dapatkan kasus Disentri pada tahun 2008 menduduki posisi yang tinggi di Desa Neglasari Kecamatan Cikalongkulon. Oleh karena itu, kasus ini tidak dapat dibiarkan begitu saja dan memerlukan penanganan yang serius agar jumlah penderita tidak terus – menerus meningkat sehingga dapat menekan angka kasus.

B.     Saran/Rekomendasi
Dari sedemikian kasus yang telah ditemukan mengenai Disentri, sudah selayaknya kita menanggapinya dengan serius agar Disentri tidak akan semakin merajalela di lingkungan kehidupan kita, maka dari itu kami susun makalah ini untuk mencari seberapa banyak kasus Disentri yang kami teliti di suatu daerah, mulai dari pencegahan, penyebab, gejala dan juga penanganannya.
§  Untuk tenaga kesehatan setempat untuk lebih memperhatikan kesahatan masyarakat di desa-desa terpencil seperti Desa Neglasari dengan mendekatkan jangkauan pelayanan kesehatan kepada masyarakat sehingga kasus Disentri tidak terjadi lagi.
§  Kepada tenaga kesehatan untuk gencar melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang penyakit-penyakit yang berbahaya salah satunya Disentri agar tingkat pengetahuan masyarakat tentang bahaya penyakit bisa lebih baik dan meminimalisir angka kejadian  Disentri  bulan Februari ini.
§  Kepada masyarakat untuk memperhatikan pola hidup sehat dan bersih, seperti selalu menjaga kebersihan makanan dan minuman dari kontaminasi kotoran dan serangga pembawa kuman, menjaga kebersihan lingkungan, membersihkan tangan secara baik sesudah buang air besar atau menjelang makan atau ketika memegang makanan yang akan dimakan guna mencegah terjadinya kasus yang sama kedepannya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar