BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Epidemiologi
adalah suatu rangkaian proses yang terus menerus dan sistematik dalam
pengumpulan data, pengolahan, analisis dan interpretasi serta disiminasi
informasi untuk aksi atau perencanaan, pelaksanaan dan penilaian program
kesehatan masyarakat berdasarkan eridens base.
Program
pencegahan dan pemberantasan penyakit akan sangat efektif bila dapat dukungan
oleh sistem yang handal karena fungsi utamanya adalah menyediakan informasi
epidemiologi yang peka terhadap perubahan yang terdapat dalam pelaksanaan
program pemberantasan penyakit yang menjadi prioritas pembangunan.
Usaha
peningkatan kesehatan masyarakat pada kenyataannya tidaklah mudah seperti
membalikan telapak tangan saja, karena masalah ini sangatlah kompleks, di mana
penyakit yang terbanyak diderita oleh masyarakat yang paling rawan terutama
pada ibu dan anak, ibu hamil dan ibu menyusui serta anak di bawah lima tahun.
Salah satu penyakit yang di derita oleh masyarakat terutama adalah
disentri. Disentri biasanya disebabkan oleh bakteri Shigella (± 60% kasus disentri yang dirujuk serta hampir semua
kasus disentri yang berat dan mengancam jiwa disebabkan oleh Shigella).
Diare menjadi
urutan ke-3 di dunia yang menjadi penyebab kematian paling umum bagi balita,
dan juga membunuh 1.5 juta orang pertahun. Di Indonesia, sebagian besar diare
terjadi pada bayi dan anak, yang merupakan penyebabnya ialah infeksi relevius
bakteri dan parasit . Organisme ini dapat mengganggu proses penyerapan makanan
di usus halus dan dampaknya makanan tidak dapat dicerna kemudian langsung masuk
ke usus besar.
B. Tujuan
§ Tujuan
umum
Untuk
mengetahui hubungan factor resiko dengan akibat yang terjadi berupa penyakit
atau keadaan kesehatan tertentu.
§ Tujuan
khusus
1.
Untuk mengetahui variable orang di Desa Neglasari
Kecamatan Cikalongkulon
2.
Untuk mengetahui
variable waktu mengenai terjadinya penyakit disentri di Desa Neglasari
Kecamatan Cikalongkulon.
3.
Untuk mengetahui
variable tempat yang berpengaruh terhadap kasus yang terjadi di Desa Neglasari
Kecamatan Cikalongkulon.
C. Rumusan Masalah
1. Jenis
penyakit apa yang muncul pada daerah tersebut ?
2. Jumlah
penduduk sesuai dengan masing - masing umur berdasarkan jenis kelamin ?
3. Jumlah
penderita sesuai dengan masing- masing umur berdasarkan jenis kelamin ?
4. Waktu
(bulan) munculnya penyakit tersebut ?
5. Daerah
apa yang banyak menderita penyakit tersebut ?
6. Bagaimana
keadaan lokasi sekitar daerah tersebut ?
BAB II
TEORI
A.
Konsep
Dasar Penyakit
Pengertian
Disentri berasal dari bahasa
yunani, yaitu dys (=gangguan) dan enteron (=usus), yang
berarti radang usus yang menimbulkan gejala meluas, tinja lendir bercampur
darah .
Etiologi
Bakteri (Disentri basiler) Shigella, penyebab disentri yang
terpenting dan tersering (± 60% kasus disentri yang dirujuk serta hampir semua
kasus disentri yang berat dan mengancam jiwa disebabkan oleh Shigella. Selain itu Disentri Basiler juga dapat
disebabkan oleh Escherichia coli enteroinvasif (EIEC), Salmonella, Campylobacter jejuni(terutama pada bayi).
Amoeba (Disentri amoeba), disebabkan Entamoeba hystolitica,
lebih sering pada anak usia > 5 tahun.
Transmisi :
fecal-oral,
melalui : makanan / air yang terkontaminasi, person-to-person contact.
Patofisiologi
Kuman penyebab diare menyebar masuk melalui mulut
antara lain makanan, minuman yang tercemar tinja atau yang kontak langsung
dengan tinja penderita.
·
Perilaku khusus meningkatkan resiko terjadinya diare;
Tidak memberikan ASI secara penuh 4-6 bulan pertama kehidupan, Menggunakan
botol susu yang tercemar, Menyimpan makanan masak pada suhu kamar dalam waktu
cukup lama, Menggunakan air minuman yang tercemar oleh bakteri yang berasal
dari tinja, Tidak mencuci tangan setelah buang air besar, sesudah membuang
tinja atau sebelum memasak makanan, Tidak membuang tinja secara benar.
·
Faktor yang meningkatkan kerentanan terhadap diare;
Tidak memberikan ASI sampai umur 2 tahun, Kurang gizi, Campak, Imunodefisiensi
/ imunosupressif.
·
Umur Kebanyakan diare terjadi
pada 2 tahun pertama kehidupan, insiden paling banyak 6 – 10 bulan (pada masa
pemberian makanan pendamping).
·
Variasi musiman Variasi
pola musim diare dapat terjadi melalui letak geografi. Pada daerah sub tropik,
diare karena bakteri lebih sering terjadi pada musim panas sedangkan diare
karena virus (rotavirus) puncaknya pada musim dingin. Pada daerah tropik diare
rotavirus terjadi sepanjang tahun, frekuensi meningkat pada musim kemarau
sedangkan puncak diare karena bakteri adalah pada musim hujan.
Infeksi asimtomatik kebanyakan infeksi
usus bersifat asimtomatik / tanpa gejala dan proporsi ini meningkat di atas
umur 2 tahun karena pembentukkan imunitas aktif.
Gejala Klinis
a.
Disentri basiler
·
Diare mendadak yang
disertai darah dan lendir dalam tinja. Pada disentri shigellosis, pada
permulaan sakit, bisa terdapat diare encer tanpa darah dalam 6-24 jam pertama,
dan setelah 12-72 jam sesudah permulaan sakit, didapatkan darah dan lendir
dalam tinja.
·
Panas tinggi (39,50o
– 40o C), appear toxic.
·
Muntah-muntah.
·
Anoreksia.
·
Sakit kram di perut dan
sakit di anus saat BAB.
·
Kadang-kadang disertai
dengan gejala menyerupai ensefalitis dan sepsis (kejang, sakit kepala, letargi,
kaku kuduk, halusinasi).
b.
Disentri amoeba
·
Diare disertai darah
dan lendir dalam tinja.
·
Frekuensi BAB umumnya
lebih sedikit daripada disentri basiler (≤10x/hari)
·
Sakit perut hebat
(kolik)
·
Gejala konstitusional
biasanya tidak ada (panas hanya ditemukan pada 1/3 kasus).
Penatalaksanaan
1. Perhatikan keadaan umum anak, bila anak
appear toxic, status gizi kurang, lakukan pemeriksaan darah (bila memungkinkan
disertai dengan biakan darah) untuk mendeteksi adanya bakteremia. Bila
dicurigai adanya sepsis, berikan terapi sesuai penatalaksanaan sepsis pada
anak. Waspadai adanya syok sepsis.
2. Komponen terapi disentri :
a. Koreksi dan maintenance cairan dan elektrolit
Seperti pada kasus diare akut secara umum, hal pertama yang harus
diperhatikan dalam penatalaksanaan disentri setelah keadaan stabil adalah
penilaian dan koreksi terhadap status hidrasi dan keseimbangan elektrolit.
b. Diet
Anak dengan disentri harus diteruskan pemberian makanannya. Berikan
diet lunak tinggi kalori dan protein untuk mencegah malnutrisi. Dosis tunggal
tinggi vitamin A (200.000 IU) dapat diberikan untuk menurunkan tingkat
keparahan disentri, terutama pada anak yang diduga mengalami defisiensi. Untuk
mempersingkat perjalanan penyakit, dapat diberikan sinbiotik dan preparat seng
oral8,9. Dalam pemberian obat-obatan, harus diperhatikan bahwa obat-obat yang
memperlambat motilitas usus sebaiknya tidak diberikan karena adanya resiko
untuk memperpanjang masa sakit.
c. Antibiotika
• Anak dengan disentri harus dicurigai menderita shigellosis dan
mendapatkan terapi yang sesuai. Pengobatan dengan antibiotika yang tepat akan
mengurangi masa sakit dan menurunkan resiko komplikasi dan kematian.
• Pilihan utama untuk Shigelosis (menurut anjuran WHO) :
Kotrimokasazol (trimetoprim 10mg/kbBB/hari dan sulfametoksazol 50mg/kgBB/hari)
dibagi dalam 2 dosis, selama 5 hari.
• Dari hasil penelitian, tidak didapatkan perbedaan manfaat
pemberian kotrimoksazol dibandingkan placebo10.
•
Alternatif yang dapat diberikan :
o
Ampisilin 100mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis
o
Cefixime 8mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis
o
Ceftriaxone 50mg/kgBB/hari, dosis tunggal IV atau IM
o
Asam nalidiksat 55mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis.
• Perbaikan seharusnya tampak dalam 2 hari, misalnya panas turun,
sakit dan darah dalam tinja berkurang, frekuensi BAB berkurang, dll. Bila dalam
2 hari tidak terjadi perbaikan, antibiotik harus dihentikan dan diganti dengan
alternatif lain.
•
Terapi antiamubik diberikan dengan indikasi :
o
Ditemukan trofozoit Entamoeba hystolistica dalam pemeriksaan mikroskopis tinja.
o
Tinja berdarah menetap setelah terapi dengan 2 antibiotika berturut-turut
(masing-masing diberikan untuk 2 hari), yang biasanya efektif untuk disentri
basiler.
• Terapi yang dipilih sebagai antiamubik intestinal pada anak adalah
Metronidazol 30-50mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis selama 10 hari. Bila
disentri memang disebabkan oleh E. hystolistica, keadaan akan membaik dalam 2-3
hari terapi.
d. Sanitasi
Beritahukan kepada orang tua anak untuk selalu mencuci tangan dengan
bersih sehabis membersihkan tinja anak untuk mencegah autoinfeksi.
Prinsip utama
pengobatan diare
1. Diare
cair membutuhkan penggantian cairan dan elektrolit tanpa melihat
etiologinya/penyebabnya.
2. Makanan
harus diteruskan bahkan ditingkatkan selama diare untuk menghindarkan efek
buruk pada gizi.
3. Antibiotik/anti
parasit tidak boleh digunakann secara rutin, tidak ada manfaatnya untuk
kebanyakan kasus termasuk diare berat, diare dengan panas kecuali : pada
disentri yang harus diobati dengan antimikroba yang efektif untuk
shigella, Suspek kolera dengan dehidrasi berat, Diare persisten,
bila diketemukan tropozoit atau kista G lamblia atau tropozoit E. histolitika
di tinja atau cairan usus, atau bila bakteri patogen ditemukan dalam kultur
tinja.
B.
Jumlah Penduduk
Dari
hasi penelitian di daerah kecamatan Cikalongkulon
kab. Cianjur tepatnya di desa Neglasari
terdapat jumlah penduduk 5.897
jiwa. Jumlah tersebut terdiri dari berbagai jenis usia yang di klasifikasikan
ke dalam berbagai tingkatan usia mulai dari usia di bawah 1 tahun yang
berjumlah 522
jiwa,usia 1-5 tahun berjumlah 886
jiwa, usia 6-11 tahun berjumlah 1.660
jiwa,usia 12-25 tahun berjumlah 1.398
jiwa,usia 26-60 tahun berjumlah 718
jiwa dan usia lebih dari 60 tahun yang
berjumlah 713
jiwa.
BAB
III
HASIL
PENGAMATAN
A. Variable orang
No
|
Gol.Umur
|
Jenis kelamin
|
∑penderita
|
Persentase(%)
|
||
P
|
L
|
P
|
L
|
|||
1
|
<1
thn
|
260
|
262
|
4
|
6
|
1,92%
|
2
|
1-5
thn
|
440
|
446
|
10
|
12
|
2,49%
|
3
|
6-11
thn
|
820
|
840
|
-
|
-
|
0%
|
4
|
12-25
thn
|
691
|
707
|
20
|
22
|
3,0%
|
5
|
26-60
thn
|
348
|
370
|
-
|
-
|
0%
|
6
|
>60
thn
|
343
|
370
|
-
|
-
|
0%
|
Jumlah
|
2902
|
2995
|
34
|
40
|
||
Jumlah Kasus
|
P : 1,17%
|
L : 1,34%
|
||||
Jumlah total
|
Penderita : 1,25%
|
Populasi beresiko : 98,75%
|
Dari data hasil penelitian diatas dapat
di terangkan bahwa di daerah tersebut jumlah penderita di dominasi oleh laki-laki
meskipun perbedaannya tidak begitu jauh. Dapat di lihat pula bahwa kelompok
usia antara 12-25 tahun memiliki jumlah tertinggi di bandingkan kelompok umur
lainnya dengan jumlah penduduk penderita terdapat 20 jiwa dari 691 jiwa berjenis kelamin perempuan dan 22 jiwa dari 707
berjenis kelamin laki - laki. Golongan umur di bawah 1 tahun terdapat 4 jiwa
penderita dari 260 jiwa berjenis kelamin perempuan dan 6 jiwa penderita dari 262
orang berjenis kelamin laki-laki. Dari golongan umur 1-5 tahun terdapat 10 jiwa
penderita dari 440 jiwa berjenis kelamin perempuan dan 12 jiwa penderita dari 446 jiwa berjenis
kelamin laki- laki. Dari usia 12- 25 tahun memiliki jumlah penderita 20 jiwa
dari 691 berjenis kelamin perempuan dan 22 jiwa penderita dari 707 jiwa
berjenis kelamin laki- laki selama tahun 2008.
·
Pembahasan
Disentri merupakan diare disertai darah dan lendir dalam tinja yang banyak disebabkan
oleh bakteri Shigella. Kuman penyebab
diare menyebar masuk melalui mulut antara lain makanan,
minuman yang tercemar tinja atau yang kontak langsung dengan tinja penderita
dan kurangnya perhatian terhadap hygiene. Hal ini terbukti sebanyak 3%
disebabkan remaja menderita disentri dari jumlah 1398 jiwa selama 2008. Pada
kasus ini terdapat total penderita disentri sebanyak 1,25 % dari total jumlah penduduk, itu berarti bahwa 98,75 % penduduk merupakan populasi
yang beresiko.
B. Variable waktu
Kasus
: Disentri
Tempat : Desa Neglasari, Kecamatan
Cikalongkulon
Jumlah kasus
|
|
Januari
|
74
|
Febuari
|
79
|
Maret
|
53
|
April
|
56
|
Mei
|
66
|
Juni
|
41
|
Juli
|
30
|
Agtustus
|
38
|
September
|
47
|
Oktober
|
36
|
November
|
41
|
Desember
|
21
|
Jumlah
|
582
|

Grafik di atas menunjukan bahwa kasus
Disentri di desa Neglasari Kec. Cikalongkulon
dari bulan januari dan mencapai puncak tertinggi pada bulan Februari
sebanyak 79 kasus. Lalu bulan Maret mengalami penurunan menjadi 53 kasus dan
meningkat lagi bulan April menjadi 56 kasus dan bulai Mei menjadi 66kasus.
Mengalami penurunan lagi menjadi 41 kasus
pada bulan Juni dan bulan Juli sebanyak 30 kasus.Pada bulan agustus mengalami
peningkatan lagi menjadi 38 kasus dan bulan September menjadi 47 kasus. Lalu
menurun lagi pada bulan Oktober menjadi 36 kasus dan meningkat lagi bulan
November sebanyak 41 kasus dan mengalami penurunan terbanyak di bulan Desember
menjadi 21kasus. Jadi selama tahun 2008 kasus Disentri di daerah tersebut
jumlahnya memuncak pada bulan Februari selama tahun 2008 jumlah keseluruhan penderita Disentri di
daerah tersebut adalah 74 kasus.
§
PEMBAHASAN
Disentri dapat
menular kepada yang lainnya, menyebar masuk melalui
mulut antara lain makanan, air yang tercemar tinja atau yang kontak langsung
dengan tinja penderita.
![]() |
|||||||||||
![]() |
|||||||||||
![]() |
|||||||||||
![]() |
|||||||||||
![]() |
|||||||||||
![]() |
|||||||||||
C. Variable tempat
![]() |

























![]() |
|||
![]() |
|||
Denah di atas menunjukan lokasi tempat
kejadian kasus Disentri di kec. Cikalongkulon, pada lokasi tersebut terdapat
dua lokasi yang di anggap berperan dalam munculnya kasus Disentri. Namun di
samping itu, lokasi tersebut juga berdekatan dengan fasilitas kesehatan yang berupa puskesmas, di
daerah tersebut terdapat satu puskesmas.
§ PEMBAHASAN
Disentri bukanlah penyakit yang datang dengan
sendirinya, biasanya ada yang menjadi pemicu terjadinya Disentri, termasuk lokasi yang kurang bersih sehingga kuman-
kuman banyak berkembang. Meningkatnya kasus tersebut perlu penanganan yang
segera sehingga di perlukan puskesmas sebagai tempat pertama penanganan sebelum
penderita di bawa ke rumah sakit.
BAB
IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari data yang di temukan dapat di
simpulkan bahwa Disentri merupakan penyakit yang banyak menyerang remaja dan
dewasa muda meskipun tidak menutup kemungkinan juga dapat menyerang anak-anak.
Disentri dapat di sebabkan oleh berbagai
faktor termasuk bakteri
dan parasit. Faktor kebersihan lingkungan juga dapat menjadi faktor Disentri,
contohnya tertular dari makanan dan air yang sudah terkontaminasi kotoran dan juga
lalat..
Dari hasil yang
di dapatkan kasus Disentri pada tahun 2008 menduduki posisi yang tinggi di Desa
Neglasari Kecamatan Cikalongkulon. Oleh karena itu, kasus ini tidak dapat
dibiarkan begitu saja dan memerlukan penanganan yang serius agar jumlah
penderita tidak terus – menerus meningkat sehingga dapat menekan angka kasus.
B. Saran/Rekomendasi
Dari sedemikian kasus yang telah ditemukan mengenai Disentri,
sudah selayaknya kita menanggapinya dengan serius agar Disentri tidak akan semakin
merajalela di lingkungan kehidupan kita, maka dari itu kami susun makalah ini
untuk mencari seberapa banyak kasus Disentri yang kami teliti di suatu daerah,
mulai dari pencegahan, penyebab, gejala dan juga penanganannya.
§ Untuk
tenaga kesehatan setempat untuk lebih memperhatikan kesahatan masyarakat di desa-desa
terpencil seperti Desa Neglasari dengan mendekatkan jangkauan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat sehingga kasus Disentri tidak terjadi lagi.
§ Kepada
tenaga kesehatan untuk gencar melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang
penyakit-penyakit yang berbahaya salah satunya Disentri agar tingkat
pengetahuan masyarakat tentang bahaya penyakit bisa lebih baik dan
meminimalisir angka kejadian Disentri bulan Februari ini.
§
Kepada masyarakat untuk
memperhatikan
pola hidup sehat dan bersih, seperti selalu menjaga kebersihan makanan dan
minuman dari kontaminasi kotoran dan serangga pembawa kuman, menjaga kebersihan
lingkungan, membersihkan tangan secara baik sesudah buang air besar atau
menjelang makan atau ketika memegang makanan yang akan dimakan guna
mencegah terjadinya kasus yang sama kedepannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar